Selasa, 07 Mei 2013

Frederic Tudor, Pencetus Industri Es Dunia Dua abad yang lalu, es hanya dianggap sebagai efek samping musim dingin. Akhirnya, pada awal 1800-an, seorang pria melihat dolar di kolam beku. Ia adalah Frederic Tudor. Ia tidak hanya memperkenalkan dunia pada gelas berisi air dingin selama hari-hari musim panas, tapi ia juga menciptakan kehausan orang-orang yang tidak pernah terealisasi. Pada 1805, di tengah-tengah di piknik keluarga, dua bersaudara kaya raya dari Boston menikmati kemewahan langka dari minuman dingin dan es krim. Mereka bercanda tentang bagaimana minuman dingin mereka akan membuat iri semua koloni berkeringat di Hindia Barat. 30 tahun kemudian, salah satu dari keduanya, Frederic Tudor, mengirimkan hampir 200 ton es ke antero dunia sehingga dirinya dijuluki "Raja Es." Kedatangan Manusia Es Di awal tahun Tudor mengindikasikan bahwa ia akan menciptakan sebuah industri. Ia drop out dari sekolah pada usia 13. Setelah bersantai selama beberapa tahun, ia menghabiskan waktu di rumah keluarganya di desa untuk berburu, ikan dan bermain di lahan pertanian. Ketika saudaranya, William, bercanda bahwa mereka harus panen es dan menjualnya di Hindia Barat, Frederic justru menganggapnya serius. Frederic meyakinkan William untuk bergabung dengannya dalam rencana mengapalkan es dari New England ke Karibia. Selama enam bulan berikutnya, dua bersaudara itu mengumpulkan uang mereka dan meletakkan rencana untuk mengirimkan produk mereka ke Martinique di mana mereka berharap bisa menciptakan monopoli atas es. Tidak ada yang percaya jika ide itu akan bekerja. Bahkan, tidak ada kapal di Boston mau mengangkutnya sehingga Frederic menghabiskan hampir $ 5.000 untuk membeli kapal sendiri. Pada tanggal 10 Februari 1806, Boston Gazette melaporkannya sebagai "Tidak lucu. Sebuah kapal dengan muatan 80 ton es telah berangkat dari pelabuhan menuju Martinique. Kami berharap ini tidak akan membuktikannya menjadi spekulasi licin. " Meskipun es tiba di Martinique dalam kondisi sempurna, namun tidak ada yang ingin membelinya. Frederic berupaya keras meyakinkan bagaimana blok es dingin dapat digunakan dalam panas Karibia yang mencekik, namun orang-orang di pulau itu tidak yakin. Dinilai tidak menguntungkan, William kemudian diri dari kemitraan. Musim dingin berikutnya, Frederic bekerja sendirian. Ia menghabiskan uang untuk mengirim es kembali ke Hindia. Tetapi ketika embargo perdagangan berlangsung selama dua tahun, Frederic hanya bisa memutar-mutar ibu jarinya. Sementara itu, kekayaan keluarga Tudor pun menyusut. Meskipun mengalami krisis keuangan, Frederic bertahan dan bisnis esnya akhirnya menuai keuntungan pada tahun 1810. Tapi serangkaian keadaan yang tak kondusif menyebabkannya terjebak hutang. Antara 1809 dan 1813, ia mendarat di penjara debitur sebanyak tiga kali dan menghabiskan sisa waktu bersembunyi dari sheriff. Memecah Es Frederic terus menyimpan obsesi bahwa es akan membuatnya kaya. Selama dekade berikutnya, ia mengembangkan teknik baru nan pintar untuk meyakinkan orang bahwa mereka benar-benar memerlukan es, termasuk dengan cara “pertama, gratis satu." Selama tinggal di rumah kost di South Carolina pun [1819], ia membuat kebiasaan membawa pendingin minuman dingin ke meja makan. Rekan kostnya selalu mengejeknya kala melihat pemandangan tersebut, tetapi setelah mencicipi, mereka kemudian jatuh cinta pada es. Frederic berkeliling untuk menawarkan minuman dingin. Ia juga mengajarkan restoran cara membuat es krim serta meyakinkan dokter dan rumah sakit bahwa es adalah cara sempurna untuk mendinginkan pasien demam. Tahun 1821, bisnis Frederic kian berkembang. Ia menciptakan permintaan nyata untuk produknya di Savannah, Charleston, New Orleans dan Havana. Tapi ia masih perlu untuk memperbaiki operasinya. Ia memasukkan Nathaniel Wyeth, inovator yang menjadi mandornya di tahun 1826. Dengan bajak yang ditarik kuda untuk digunakan memotong es dalam ukuran besar, Wyeth menemukan sebuah metode panen yang lebih cepat. Ia juga menempatkan sebuah proses perakitan. Buruh menggergaji blok dan mengempaskan mereka ke kanal untuk diapungkan menuju hilir. Lalu, ban berjalan akan mengerek blok dari air dan membawa mereka ke icehouses, di mana mereka akan ditumpuk sampai 80 meter tingginya. Namun, hanya sepersepuluh dari es yang dipanen yang layak untuk dijual. Parahnya lagi, seluruh operasi itu sangat tidak aman. Selain mereka tumpukan es yang menjulang tinggi, bisa meluncur dengan mudah, merobohkan pekerja dan melanggar kaki mereka. Pemanen es sering memar dan berdarah saat mendorong es padat. Meskipun demikian, metode cerdik Wyeth adalah peningkatan besar pada praktek panen sebelumnya. Pada 1833 Frederic sukses memadatkan reputasinya sebagai “Raja Es” ketika ia mengirim 180 ton es melintasi setengah dunia untuk kolonis Inggris di Kalkuta. Usaha ini sukses sehingga dibuka kembali rute perdagangan antara India dan Boston. 1847, hampir 52.000 ton es bepergian dengan kapal atau kereta api ke 28 kota di seluruh Amerika Serikat. Hampir setengah es berasal dari Boston dan sebagian besar berasal dari perusahaan Frederic. Ia juga memiliki hak panen es kolam kunci sepanjang Massachusetts. Bahkan Henry David Thoreau mengamati pekerja panen Frederic di kolam Walden dan wax filosofis tentang adegan dalam buku hariannya: "Air Walden murni bercampur dengan air suci Sungai Gangga." sumber

Read more at: http://duniakukoma.blogspot.com/2011/09/frederic-tudor-pencetus-industri-es_1128.html
Copyright Dunia Koma
Frederic Tudor, Pencetus Industri Es Dunia Dua abad yang lalu, es hanya dianggap sebagai efek samping musim dingin. Akhirnya, pada awal 1800-an, seorang pria melihat dolar di kolam beku. Ia adalah Frederic Tudor. Ia tidak hanya memperkenalkan dunia pada gelas berisi air dingin selama hari-hari musim panas, tapi ia juga menciptakan kehausan orang-orang yang tidak pernah terealisasi. Pada 1805, di tengah-tengah di piknik keluarga, dua bersaudara kaya raya dari Boston menikmati kemewahan langka dari minuman dingin dan es krim. Mereka bercanda tentang bagaimana minuman dingin mereka akan membuat iri semua koloni berkeringat di Hindia Barat. 30 tahun kemudian, salah satu dari keduanya, Frederic Tudor, mengirimkan hampir 200 ton es ke antero dunia sehingga dirinya dijuluki "Raja Es." Kedatangan Manusia Es Di awal tahun Tudor mengindikasikan bahwa ia akan menciptakan sebuah industri. Ia drop out dari sekolah pada usia 13. Setelah bersantai selama beberapa tahun, ia menghabiskan waktu di rumah keluarganya di desa untuk berburu, ikan dan bermain di lahan pertanian. Ketika saudaranya, William, bercanda bahwa mereka harus panen es dan menjualnya di Hindia Barat, Frederic justru menganggapnya serius. Frederic meyakinkan William untuk bergabung dengannya dalam rencana mengapalkan es dari New England ke Karibia. Selama enam bulan berikutnya, dua bersaudara itu mengumpulkan uang mereka dan meletakkan rencana untuk mengirimkan produk mereka ke Martinique di mana mereka berharap bisa menciptakan monopoli atas es. Tidak ada yang percaya jika ide itu akan bekerja. Bahkan, tidak ada kapal di Boston mau mengangkutnya sehingga Frederic menghabiskan hampir $ 5.000 untuk membeli kapal sendiri. Pada tanggal 10 Februari 1806, Boston Gazette melaporkannya sebagai "Tidak lucu. Sebuah kapal dengan muatan 80 ton es telah berangkat dari pelabuhan menuju Martinique. Kami berharap ini tidak akan membuktikannya menjadi spekulasi licin. " Meskipun es tiba di Martinique dalam kondisi sempurna, namun tidak ada yang ingin membelinya. Frederic berupaya keras meyakinkan bagaimana blok es dingin dapat digunakan dalam panas Karibia yang mencekik, namun orang-orang di pulau itu tidak yakin. Dinilai tidak menguntungkan, William kemudian diri dari kemitraan. Musim dingin berikutnya, Frederic bekerja sendirian. Ia menghabiskan uang untuk mengirim es kembali ke Hindia. Tetapi ketika embargo perdagangan berlangsung selama dua tahun, Frederic hanya bisa memutar-mutar ibu jarinya. Sementara itu, kekayaan keluarga Tudor pun menyusut. Meskipun mengalami krisis keuangan, Frederic bertahan dan bisnis esnya akhirnya menuai keuntungan pada tahun 1810. Tapi serangkaian keadaan yang tak kondusif menyebabkannya terjebak hutang. Antara 1809 dan 1813, ia mendarat di penjara debitur sebanyak tiga kali dan menghabiskan sisa waktu bersembunyi dari sheriff. Memecah Es Frederic terus menyimpan obsesi bahwa es akan membuatnya kaya. Selama dekade berikutnya, ia mengembangkan teknik baru nan pintar untuk meyakinkan orang bahwa mereka benar-benar memerlukan es, termasuk dengan cara “pertama, gratis satu." Selama tinggal di rumah kost di South Carolina pun [1819], ia membuat kebiasaan membawa pendingin minuman dingin ke meja makan. Rekan kostnya selalu mengejeknya kala melihat pemandangan tersebut, tetapi setelah mencicipi, mereka kemudian jatuh cinta pada es. Frederic berkeliling untuk menawarkan minuman dingin. Ia juga mengajarkan restoran cara membuat es krim serta meyakinkan dokter dan rumah sakit bahwa es adalah cara sempurna untuk mendinginkan pasien demam. Tahun 1821, bisnis Frederic kian berkembang. Ia menciptakan permintaan nyata untuk produknya di Savannah, Charleston, New Orleans dan Havana. Tapi ia masih perlu untuk memperbaiki operasinya. Ia memasukkan Nathaniel Wyeth, inovator yang menjadi mandornya di tahun 1826. Dengan bajak yang ditarik kuda untuk digunakan memotong es dalam ukuran besar, Wyeth menemukan sebuah metode panen yang lebih cepat. Ia juga menempatkan sebuah proses perakitan. Buruh menggergaji blok dan mengempaskan mereka ke kanal untuk diapungkan menuju hilir. Lalu, ban berjalan akan mengerek blok dari air dan membawa mereka ke icehouses, di mana mereka akan ditumpuk sampai 80 meter tingginya. Namun, hanya sepersepuluh dari es yang dipanen yang layak untuk dijual. Parahnya lagi, seluruh operasi itu sangat tidak aman. Selain mereka tumpukan es yang menjulang tinggi, bisa meluncur dengan mudah, merobohkan pekerja dan melanggar kaki mereka. Pemanen es sering memar dan berdarah saat mendorong es padat. Meskipun demikian, metode cerdik Wyeth adalah peningkatan besar pada praktek panen sebelumnya. Pada 1833 Frederic sukses memadatkan reputasinya sebagai “Raja Es” ketika ia mengirim 180 ton es melintasi setengah dunia untuk kolonis Inggris di Kalkuta. Usaha ini sukses sehingga dibuka kembali rute perdagangan antara India dan Boston. 1847, hampir 52.000 ton es bepergian dengan kapal atau kereta api ke 28 kota di seluruh Amerika Serikat. Hampir setengah es berasal dari Boston dan sebagian besar berasal dari perusahaan Frederic. Ia juga memiliki hak panen es kolam kunci sepanjang Massachusetts. Bahkan Henry David Thoreau mengamati pekerja panen Frederic di kolam Walden dan wax filosofis tentang adegan dalam buku hariannya: "Air Walden murni bercampur dengan air suci Sungai Gangga."

Read more at: http://duniakukoma.blogspot.com/2011/09/frederic-tudor-pencetus-industri-es_1128.html
Copyright Dunia Koma
Frederic Tudor, Pencetus Industri Es Dunia Dua abad yang lalu, es hanya dianggap sebagai efek samping musim dingin. Akhirnya, pada awal 1800-an, seorang pria melihat dolar di kolam beku. Ia adalah Frederic Tudor. Ia tidak hanya memperkenalkan dunia pada gelas berisi air dingin selama hari-hari musim panas, tapi ia juga menciptakan kehausan orang-orang yang tidak pernah terealisasi. Pada 1805, di tengah-tengah di piknik keluarga, dua bersaudara kaya raya dari Boston menikmati kemewahan langka dari minuman dingin dan es krim. Mereka bercanda tentang bagaimana minuman dingin mereka akan membuat iri semua koloni berkeringat di Hindia Barat. 30 tahun kemudian, salah satu dari keduanya, Frederic Tudor, mengirimkan hampir 200 ton es ke antero dunia sehingga dirinya dijuluki "Raja Es." Kedatangan Manusia Es Di awal tahun Tudor mengindikasikan bahwa ia akan menciptakan sebuah industri. Ia drop out dari sekolah pada usia 13. Setelah bersantai selama beberapa tahun, ia menghabiskan waktu di rumah keluarganya di desa untuk berburu, ikan dan bermain di lahan pertanian. Ketika saudaranya, William, bercanda bahwa mereka harus panen es dan menjualnya di Hindia Barat, Frederic justru menganggapnya serius. Frederic meyakinkan William untuk bergabung dengannya dalam rencana mengapalkan es dari New England ke Karibia. Selama enam bulan berikutnya, dua bersaudara itu mengumpulkan uang mereka dan meletakkan rencana untuk mengirimkan produk mereka ke Martinique di mana mereka berharap bisa menciptakan monopoli atas es. Tidak ada yang percaya jika ide itu akan bekerja. Bahkan, tidak ada kapal di Boston mau mengangkutnya sehingga Frederic menghabiskan hampir $ 5.000 untuk membeli kapal sendiri. Pada tanggal 10 Februari 1806, Boston Gazette melaporkannya sebagai "Tidak lucu. Sebuah kapal dengan muatan 80 ton es telah berangkat dari pelabuhan menuju Martinique. Kami berharap ini tidak akan membuktikannya menjadi spekulasi licin. " Meskipun es tiba di Martinique dalam kondisi sempurna, namun tidak ada yang ingin membelinya. Frederic berupaya keras meyakinkan bagaimana blok es dingin dapat digunakan dalam panas Karibia yang mencekik, namun orang-orang di pulau itu tidak yakin. Dinilai tidak menguntungkan, William kemudian diri dari kemitraan. Musim dingin berikutnya, Frederic bekerja sendirian. Ia menghabiskan uang untuk mengirim es kembali ke Hindia. Tetapi ketika embargo perdagangan berlangsung selama dua tahun, Frederic hanya bisa memutar-mutar ibu jarinya. Sementara itu, kekayaan keluarga Tudor pun menyusut. Meskipun mengalami krisis keuangan, Frederic bertahan dan bisnis esnya akhirnya menuai keuntungan pada tahun 1810. Tapi serangkaian keadaan yang tak kondusif menyebabkannya terjebak hutang. Antara 1809 dan 1813, ia mendarat di penjara debitur sebanyak tiga kali dan menghabiskan sisa waktu bersembunyi dari sheriff. Memecah Es Frederic terus menyimpan obsesi bahwa es akan membuatnya kaya. Selama dekade berikutnya, ia mengembangkan teknik baru nan pintar untuk meyakinkan orang bahwa mereka benar-benar memerlukan es, termasuk dengan cara “pertama, gratis satu." Selama tinggal di rumah kost di South Carolina pun [1819], ia membuat kebiasaan membawa pendingin minuman dingin ke meja makan. Rekan kostnya selalu mengejeknya kala melihat pemandangan tersebut, tetapi setelah mencicipi, mereka kemudian jatuh cinta pada es. Frederic berkeliling untuk menawarkan minuman dingin. Ia juga mengajarkan restoran cara membuat es krim serta meyakinkan dokter dan rumah sakit bahwa es adalah cara sempurna untuk mendinginkan pasien demam. Tahun 1821, bisnis Frederic kian berkembang. Ia menciptakan permintaan nyata untuk produknya di Savannah, Charleston, New Orleans dan Havana. Tapi ia masih perlu untuk memperbaiki operasinya. Ia memasukkan Nathaniel Wyeth, inovator yang menjadi mandornya di tahun 1826. Dengan bajak yang ditarik kuda untuk digunakan memotong es dalam ukuran besar, Wyeth menemukan sebuah metode panen yang lebih cepat. Ia juga menempatkan sebuah proses perakitan. Buruh menggergaji blok dan mengempaskan mereka ke kanal untuk diapungkan menuju hilir. Lalu, ban berjalan akan mengerek blok dari air dan membawa mereka ke icehouses, di mana mereka akan ditumpuk sampai 80 meter tingginya. Namun, hanya sepersepuluh dari es yang dipanen yang layak untuk dijual. Parahnya lagi, seluruh operasi itu sangat tidak aman. Selain mereka tumpukan es yang menjulang tinggi, bisa meluncur dengan mudah, merobohkan pekerja dan melanggar kaki mereka. Pemanen es sering memar dan berdarah saat mendorong es padat. Meskipun demikian, metode cerdik Wyeth adalah peningkatan besar pada praktek panen sebelumnya. Pada 1833 Frederic sukses memadatkan reputasinya sebagai “Raja Es” ketika ia mengirim 180 ton es melintasi setengah dunia untuk kolonis Inggris di Kalkuta. Usaha ini sukses sehingga dibuka kembali rute perdagangan antara India dan Boston. 1847, hampir 52.000 ton es bepergian dengan kapal atau kereta api ke 28 kota di seluruh Amerika Serikat. Hampir setengah es berasal dari Boston dan sebagian besar berasal dari perusahaan Frederic. Ia juga memiliki hak panen es kolam kunci sepanjang Massachusetts. Bahkan Henry David Thoreau mengamati pekerja panen Frederic di kolam Walden dan wax filosofis tentang adegan dalam buku hariannya: "Air Walden murni bercampur dengan air suci Sungai Gangga." sumber

Read more at: http://duniakukoma.blogspot.com/2011/09/frederic-tudor-pencetus-industri-es_1128.html
Copyright Dunia Koma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar